-->

Dayak Losarang Indramayu

dayak losarangPerkampungan Dayak Sugandu bukanlah suku asli Kalimantan, melainkan sebuah perkampungan yang berada di kawasan Losarang, Indramayu Jawa Barat. Di Dusun Segandu, Desa Krimun, Kecamatan Losarang atau berjarak sekitar 30 KM dari pusat Kota Indramayu. Terdapat komunitas Dayak, mereka menamakan diri Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu. Bila diartikan secara menyeluruh Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu adalah kaki melangkah berdasarkan kepercayaan yang sudah dibawa sejak dalam kandungan untuk berbakti kepada alam, orang tua dan
wanita.

Walaupun nama dan penampilannya mirip dayak tetapi mereka sama sekali tidak memiliki hubungan dengan suku Dayak di Kalimantan. Dan budaya dari suku Daya Losarang ini termasuk dalam Asimilasi sruktural yaitu proses masuknya kebudayaan dari suatu kelompok etnik kedalam kebudayaan etnik lain melalui kelompok.

Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu memiliki pengikut cukup banyak dan terbagi atas tiga kelompok yaitu :
Kelompok Dayak Alami
yaitu anggota Suku Dayak tanpa menggunakan baju dan hanya menggunakan celana pendek sebanyak 100 orang. Dan dalam kehidupan sehari-hari, selain menggunakan pernak-pernik suku mereka, seperti gelang tangan, kalung,ikat celana dari ayaman bambu, di leher mereka lambang Pancasila selalu dikenakan. Selain melambangkan negara, Pancasila juga melambangkan persatuan kita semua. Meskipun kita berbeda-beda, namun kita dipersatukan dengan lambang Pancasila. Dan ini wajib kita kenakan.
Kelompok Dayak Preman
yaitu komunitas suku Dayak yang menggunakan pakaian lengkap dan berwarna-warni.
Kelompok Dayak Ibu
yaitu hanya beranggotakan perempuan, baik dewasa maupun anak-anak.

Awal berdiri Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu berawal dari perkumpulan perguruan pencak silat yang didirikan kepala suku mereka, Eran Takmad Diningrat Gusti Alam. Keputusan untuk meninggalkan hiruk-pikuk duniawi dan menyebarkan kebaikan dan kesabaran diperoleh Eran setelah menjalani ritual topo bisu dan topo pepe yang hingga kini menjadi ritual wajib yang harus dijalani anggota kelompok ini.

Kegiatan mereka pada pagi hari yaitu berjemur atau dekenal dengan tradisi pepe sambil menikmati udara pagi dan terik matahari. Tradisi pepe atau berjemur yang merupakan salah satu ajaran dari Paheran Takmad Diningrat Gusti Alam atau Ki Takmad yang tak lain adalah pemimpin sekaligus pendiri kelompok Dayak Losarang. Suku Dayak Losarang juga memiliki ritual-ritual khas mereka sendiri, seperti berjemur diterik matahari atau pepe merupakan salah satu dari empat ritual yang biasa dilakukan sehari-hari, yaitu kungkum (berendam) yang dilakukan pada siang hari disaat sinar matahari sedang terik, berlangsung mulai jam 9 hingga tengah hari, kungkum berendam didalam air sampai sebatas leher. Melantunkan kidung serta pujian alam, dan Mender yaitu menceritakan pewayangan.

Suku dayak ini tidak menyantap telur atau makanan yang berasal dari hewan, mereka adalah vegetarian. Kehidupan bermasyarakat mereka sangat baik. Terbukti tidak ada istilah berkerumun hanya karena satu suku. Mereka membaur dan bekerja bersama saat di ladang. Membeli rokok di warung yang sama dengan warga lain. Saling menegur satu sama lain.
(info)

0 komentar:

Post a Comment test